Thursday, September 27, 2007

Inisiasi 3 dan 4 - PKn SD ( Team Teaching )

Inisiasi 3
PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA
DALAMPEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAH SD

Saudara mahasiswa PGSD yang kami cintai, selamat berjumpa lagi dalam
pembahasan matero PKn. Dalam unit dua ini dibahas tentang strategi, metode, dan media
pembelajaran PKn SD sebagai kelanjutan dari unit pertama. Anda tentunya sudah paham
bahwa pembelajaran PKn di SD, terdiri dari materi yang menyangkut nilai, moral dan
norma seperti yang telah dibahas pada unit satu di atas, juga memerlukan komponen lain
seperti strategi, metode dan media pembelajaran. Pada unit satu, materi PKn mulai kelas
satu sampai kelas enam yang terdapat dalam Kurikulum 2006 telah dianalisis
menggunakan pandangan Lickona. Dalam analisis itu dikaji sejauh mana kandungan
nilai, moral dan norma yang terdapat dalam setiap standar kompetensi.
Unit tiga ini bertujuan mengaplikasikan strategi, metode, dan media dalam
pembelajaran PKn SD. Media, metode dan alat penilaian merupakan komponen
pembelajaran yang terkait erat dan tidak bisa dipisahkan antara unit dua dan unit tiga,
terlebih pada pembelajaran di zaman modern yang bersifat multi arah yang
mengharuskan menggunakan model pembelajaran yang mampu membuat siswa menjadi
kreatif.
Unit dua ini bermanfaat untuk mempermudah para mahasiswa yang berstatus
sebagai guru dalam pembelajaran PKn SD di tempat tugas masing-masing khususnya
dalam menentukan metode dan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran seharihari.
Oleh karenanya, setelah mempelajari unit ini diharapkan Anda dapat menjelaskan
tentang:
1. pengertian strategi dalam pembelajaran PKn SD
2. pengertian media dalam pembelajaran PKn SD
3. pengertian metode pembelajaran PKn SD
4. kebaikan dan kelemahan metode pembelajaran PKn SD, serta
5. pemilihan dan penggunaan metode dan media pembelajaran PKn dengan tepat.
Untuk lebih jelasnya mantapkan lagi pengertian Anda melalui refleksi, dan saling
tukar menukar pikiran dengan teman/mahasiswa lain, atau orang yang Anda anggap ahli
dalam hal materi ini.
Agar Anda bisa memahami buku ini dengan baik ada sejumlah langkah yang harus Anda
lakukan
1. Cermati buku ini dengan seksama
2. Diskusikan dengan teman Anda apabila ada hal-hal yang belum Anda pahami
Marilah selanjutnya kita mencermati sub unit satu tentang pengertian strategi, metode,
dan media yang telah diuraikan pada subunit satu di bawah ini.

Pengertian Strategi, Metode, dan Media Pembelajaran
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Pengertian Strategi pembelajaran cukup beragam walaupun pada dasarnya
sama. Joni (1983) berpendapat bahwa yang dimaksud strategi adalah suatu prosedur
yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Gerlach dan Elly (1989)
menyatakan bahwa strategi adalah suatu cara yang terpilih untuk menyampaikan
tujuan pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Definisi yang lain
menyebutkan bahwa strategi adalah suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam
usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Djamarah dan Zain, 2002).
Dengan demikian, pengertian strategi dalam pembelajaran adalah suatu prosedur yang
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

B. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode, menurut Sagala (2003), adalah cara yang digunakan oleh guru/ siswa
dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data, dan konsep pada proses
pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi. Dalam pembelajaran,
metode yang bisa digunakan banyak sekali ragamnya. Sebagai guru hendaknya Anda
pandai menggunakan atau memilih metode yang tepat dan sesuai dengan materi dan
kondisi siswa.
Dalam proses pembelajaran terdapat hubungan yang erat antara strategi
dengan metode. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, diperlukan
strategi pembelajaran yang tepat . Pada saat menetapkan strategi yang digunakan,
guru harus cermat dalam memilih dan menetapkan metode yang sesuai. Perlu Anda
ketahui bahwa terdapat 2 kategori strategi. Pertama, strategi yang terpusat pada
aktivitas guru. Dalam strategi ini guru cenderung aktif, dan sebaliknya siswa
cenderung pasif disebut ekspositorik. Kedua, strategi yang terpusat pada aktivitas
siswa. Dalam strategi ini siswa aktif dalam pembelajaran, sementara guru sekedar
memberi stimulus yang nantinya dapat direspon siswa disebut heuristik.

C. Kebaikan dan Kelemahan Metode Pembelajaran:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan suatu metode yang digunakan untuk menjelaskan
materi secara verbal, dan biasanya memiliki alat bantu visual. Menurut Sagala
(2003) semua metode memiliki kebaikan dan kelemahan, termasuk metode
ceramah. Tahukah Anda kelebihan dan kelemahan metode ceramah?
a. Kelebihan metode ceramah
Tahukah Anda bahwa metode ceramah memiliki cukup banyak kelebihan,
kelebihan metode ceramah antara lain (1) mudah mengorganisasikan tempat
duduk/kelas, (2) dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar, (3) lebih mudah
mempersiapkan dan melaksanakannya, dan (4) biaya lebih murah dan bisa
sekaligus untuk orang banyak, (5) metode ini sangat tepat untuk guru yang akan
memulai mengenalkan materi.
b. Kelemahan metode ceramah
Di samping memiliki kelebihan, metode ceramah juga memiliki kelemahan,
antara lain adalah (1) siswa dengan karakteristik auditif (mendengar) dapat
menyerap informasi lebih banyak, sedangkan siswa dengan karakteristik visual
menjadi rugi karena miskin informasi, (2) apabila selalu digunakan dan terlalu
lama maka pembelajaran akan terkesan membosankan, dan (3) menyebabkan
siswa menjadi pasif. (4) tidak memberi kesempatan untuk berdiskusi.
Selanjutnya apa metode tanya jawab itu?
Marilah kita lanjutkan pada metode tanya jawab di bawah ini.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan suatu metode yang bertujuan untuk
menarik perhatian siswa agar lebih terpusat kepada proses pembelajaran. Dengan
adanya metode ini, pemahaman siswa menjadi lebih mendalam. Apabila siswa
kurang konsentrasi, guru dapat melontarkan pertanyaan sebagai salah satu upaya
membangkitkan konsentrasi siswa. Dengan demikian siswa menjadi lebih
konsentrasi karena terpaksa harus mencari jawaban atas pertanyaan guru.
a. Kelebihan metode tanya jawab
Kelebihan metode tanya jawab ini, antara lain adalah (1) siswa dapat
mengembangkan keberanian dan ketrampilan dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat, (2) pertanyaan yang dilontarkan dapat menarik dan
memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, serta (3)
merangsang siswa untuk berlatih mengembangkan daya pikir, termasuk daya
ingatan. (4) pertanyaan yang jelas lebih mudah dipahami siswa
b. Kekurangan metode tanya jawab
Selain memiliki kelebihan, metode tanya jawab juga memiliki kekurangan,
antara lain adalah, (1) banyak waktu terbuang, (2) apabila siswa tidak siap,
maka siswa merasa takut, dan apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa,
maka siswa juga menjadi tidak berani untuk bertanya, dan (3) terbatasnya
jumlah waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa
3. Metode Diskusi
Metode diskusi cocok digunakan untuk kelompok kecil. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa metode diskusi lebih tepat digunakan untuk mempelajari
keterampilan yang kompleks, berpikir kritis, dan untuk memecahkan kasus. Oleh
karena itu metode diskusi sangat tepat untuk dibiasakan pada anak agar lebih
membiasakan anak dalam memecahkan masalahnya.
a. Kebaikan metode diskusi
Metode diskusi memiliki banyak kebaikan, seperti yang Anda ketahui dalam
proses PBM di kelas, antara lain yaitu (1) dapat memperluas wawasan siswa,
(2) dapat merangsang kreativitas siswa dalam memunculkan ide dalam
memecahkan suatu masalah, serta (3) dapat mengembangkan sikap
menghargai pendapat orang lain, (4). dapat menumbuhkan partisipasi siswa
menjadi lebih aktif.
b. Kekurangan metode diskusi
Tahukah Anda selain banyak memiliki kelebihan, metode diskusi juga
memiliki kekurangan yaitu, (1) kemungkin besar diskusi akan dikuasai oleh
siswa yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri, (2) tidak dapat dipakai
pada kelompok yang besar, serta (3) peserta mendapat informasi yang
terbatas, (4) menyerap waktu yang cukup banyak, (5) tidak semua guru
memahami cara siswa melakukan diskusi.
4. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah metode yang diberikan kepada siswa, agar siswa
dapat menggunakan sekumpulan fakta, konsep, dan strategi tertentu.
Penggunaan metode tersebut memberi kesempatan kepada siswa untuk
berinteraksi sehingga dapat mengurangi rasa takut. Metode simulasi
cenderung lebih dinamis dalam menanggapi gejala fisik dan sosial, karena
melalui metode ini seolah-olah siswa melakukan hal-hal yang nyata ada.
Dengan mensimulasikan sebuah kasus atau permasalahan, seseorang akan
lebih menjiwai keberadaannya.
a. Kebaikan metode simulasi
Kebaikan metode simulasi antara lain adalah, (1) metode ini dapat
mempelajari situasi yang nyata, (2) bisa membuat siswa belajar dari umpan
balik yang datang dari dirinya sendiri, (3) bisa melatih siswa dalam
mensimulasikan sesuatu sehingga siswa menjadi lebih berani, dan (4) siswa
dapat lebih menggunakan sekumpulan fakta dan konsep.
b. Kelemahan metode simulasi
Kelemahan metode simulasi antara lain, (1) bagi siswa yang penakut
penerapan metode ini menjadi hal yang tidak menyenangkan sehingga enggan
untuk bersimulasi, (2) sebaliknya bagi siswa yang pandai, dan yang senang
berbicara cenderung menguasai proses simulasi, (3) bagi siswa yang susah
mengeluarkan pendapat hal ini merupakan, metode yang paling menyusahkan.
5. Metode pemberian tugas
Tentunya Anda setiap hari menggunakan metode pemberian tugas pada siswa
Anda. Metode pemberian tugas adalah metode yang dilakukan oleh guru terhadap
siswa, yang biasanya lebih banyak dikerjakan di rumah atau di luar sekolah
karena penyelesaiannya memerlukan waktu yang lebih panjang Metode ini biasa
dilakukan guru apabila pembelajaran telah selesai supaya apa yang telah
dijelaskan guru dalam pembelajaran yang telah dilakukan semakin diresapi siswa.
Selanjutnya, tugas laporan ditanggapi bersama supaya dicapai hasil yang lebih
baik.
a. Kelebihan metode pemberian tugas
Kelebihan metode ini adalah (1) dapat memupuk semangat belajar siswa, (2)
dapat lebih memperdalam, memperkaya, dan memperluas wawasan yang
dipelajarinya, dan (3) dapat membina siswa dalam mengolah informasi.
b. Kelemahan metode pemberian tugas
Kelemahan metode ini adalah (1) tugas dirasa sulit dan banyak oleh siswa,
dan (2) tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan guru.
6. Metode Karyawisata
Bagi siswa metode yang satu ini tentu merupakan metode yang
menyenangkan . Metode karyawisata adalah suatu metode yang mengajak siswa
ke suasana di luar kelas. Siswa di bawah bimbingan guru diajak menuju ke
tempat-tempat yang kongkret, misalnya tempat rekreasi untuk belajar.
Karyawisata berbeda dengan rekreasi. Karyawisata menghasilkan sesuatu yang
dicari, sedangkan rekreasi tidak menghasilkan sesuatu yang dilaporkan selain
hanya pengalaman-pengalaman.
a. Kelebihan Metode Karyawisata
Kelebihan metode ini adalah (1) wisata memiliki prinsip pembelajaran
modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pembelajaran, (2)
membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan di masyarakat, dan (3) dapat lebih merangsang kreativitas siswa,(4)
siswa dapat belajar secara konferhensif dan integral, (5) siswa dapat
menjawab semua tugas guru dengan data /peristiwa secara langsung.
b. Kekurangan Metode Karyawisata
Kekurangan metode ini adalah (1) memerlukan persiapan atau perencanaan
yang matang. (2) biasanya cenderung mengutamakan unsur rekreasi dan
menomorduakan karyanya, serta (3) dalam jumlah siswa yang besar sulit
pengaturannya, (4) membutuhkan biaya yang cukup besar, (5)
membingungkan siswa apabila yang diamati kurang bisa diamati dengan
jelas..
7. Metode Laboratorium
Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan metode laboratorium. Untuk PKn
siswa lebih mudah belajar di Lab PKn, karena semua keperluan tersedia disitu,
sehingga memudahkan siswa lebih inovatif.
Metode laboratorium adalah suatu metode yang mengaitkan antara teori
dengan pengalaman. Metode ini memungkinkan digunakan untuk menyelidiki
berbagai hal termasuk tingkah siswa.
a. Kelebihan metode laboratorium
Kelebihan metode laboratorium adalah, (1) siswa bisa berganti situasi baru.
(2) situasi tersebut biasanya lebih banyak unsur menyenangkan dari pada
membosankan (3) siswa dapat menggunakan alat Bantu media yang lebih
lengkap dan lebih dekat untuk mengambilnya karena memang sudah tersedia
(4) untuk PKn semua kasus yang sifatnya pribadi dapat diselesaikan di lab
tersebut.
b.Kekurangan Metode Laboratorium
Perlu anda ketahui bahwa metode ini memiliki kelemahan pula diantaranya,
(1) siswa yang kurang suka dengan belajar model ini merasa kurang
mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan, (2) belum tentu ruang lab lebih
menyenangkan, (3) sering ada siswa lain yang lalu lalang karena memerlukan
alat lain yang ada di laboratorium.
8. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama (role playing) adalah suatu cara menyajikan bahan
pelajaran dengan mendramasisasikan tingkah laku dalam hubungan social dengan
suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan masalah sosial. Metode
sosiodrama adalah metode yang bertujuan untuk mempertunjukkan suatu
perbuatan dari suatu pesan yang ingin disampaikan dari peristiwa yang pernah
dilihat.
Metode ini juga menjadikan siswa menjadi senang, sedih, tertawa jika
pemerannya bisa menjiwai dengan baik. Seringkah Anda melakukan?
a. Kelebihannya metode sosio drama
Menurut Mansyur (1996) metode sosiodrama memiliki kelebihan seperti, (1)
siswa terlatih untuk berkreaktif dan berinisiatif, (2) siswa terlatih untuk
memahami sesuatu dan mencoba melakukannya, (3) apabila siswa memiliki
bibit seni maka bakat tersebut akan terpupuk dengan baik melalui sering
melakukan sosio drama.(4) kerja sama antar teman jadi terpupuk dengan lebih
baik pula, (5) siswa merasa senang, karena bisa terhibur oleh fragmen temantemannya.
b. Kekurangan metode sosiodrama
Tahukah Anda jika metode sosiodrama juga memiliki kekurangan?
Kekurangan tersebut antara lain adalah, (1) pada umumnya yang aktif hanya
yang berperan saja (2) ini cenderung dominan unsur rekreasinya daripada
kerjanya, karena untuk berlatih sosiodrama memerlukan banyak waktu dan
tenaga, (3) membutuhkan ruang yang cukup luas, (4) sering mengganggu
kelas di sebelahnya..
9. Metode Demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu
peristiwa, sampai pada penampilan tingkah laku yang di contohkan agar dapat
dipahami oleh peserta didik, baik secara nyata maupun secara tiruan.Metode ini
pertama kali digunakan oleh manusia purba, sewaktu akan menambah kayu bakar
agar bisa memperbesar nyala api unggun, akhirnya anak-anaknya ikut menirunya.
Hal ini lebih cocok untuk gerakan yang sifatnya ke arah gerakan motorik
disamping moral. Dengan demikian metode domonstrasi adalah metode yang
digunakan guru untuk mempertunjukkan gerakan dengan prosedur yang benar.
a. Kebaikan metode demonstrasi
Perlu Anda ketahui kebaikan metode ini adalah, (1) dapat membibing siswa
kearah berpikir satu salura piker, (2) dapat untuk mengurangi kesalahan
karena diterapkan pada waktu itu juga, (3) perhatian siswa terpusat pada halhal
yang dianggap penting, (4) permasalahan yang terpendam dapat dapat
mendapat penjelasan guru pada waktu itu pula.
b. Kelemahan Metode Demonstrasi
Tahukah Anda jika disamping memiliki kelebihan juga memiliki
kelemahan? Kelemahan tersebut diantaranya, (1) tidak semua permasalahan
dapat didemonstrasikandi dalam kelas, (2) memerlukan alat yang khusus
bahkan kadang sulit ditemukan, (3) memerlukan banyak waktu, (4)
memerlukan kesabaran dan ketelatenan.
9. Metode problem solving (metode pemecahan masalah)
Sudah mampukah siswa Anda diajak memecahkan masalah dengan metode ini?
Untuk kelas tinggi kiranya tidak ada masalah, lebih-lebih jika sering dilakukan
Metode problem solving adalah suatu metode berpikir, dan memecahkan masalah.
Dalam hal ini siswa dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diminta untuk
memecahkannya
a. Kelebihan Metode Problem Solving
Metode ini juga memiliki kelebihan, antara lain adalah (1) dapat membuat
siswa menjadi lebih menghayati kehidupan sehari-hari (2) proses
pembelajaran melalui pemecahan masalah dapat melatih dan membiasakan
para siswa untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil (3)
metode ini juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara
kreatif, (4) Siswa sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya.
b. Kekurangan Metode Problem Solving
Tahukah Anda jika metode ini juga memiliki kekurangan? Kekurangan dari
metode ini antara lain (1) cukup banyak memerlukan waktu, (2) lebih banyak
melibatkan orang (3) bisa mengubah kebiasaan siswa belajar dengan
mendengarkan dan menerima informasi dari guru, (4) bisa diterapkan secara
langsung yaitu untuk memecahkan masalah.( Sagala, 2003)

10. Metode Individual
Metode individual adalah suatu metode yang digunakan untuk menciptakan
situasi belajar yang berkembang sesuai dengan waktu dan kecepatan masingmasing
individu. Metode ini biasanya digunakan untuk kepentingan pribadi
(privat) atau apabila ditemui ada kelainan pada diri siswa.
Kebaikan metode individual adalah siswa bisa berkembang sesuai dengan
kemampuannya dan tidak merasa rendah dibanding temannya.
Kelemahan metode individual adalah siswa menjadi kurang berkembang karena
mereka belajar tanpa ada motivasi lain dari teman sebayanya.
Selanjutnya, setelah memahamj metode marilah kita berlanjut mencermati media
pembelajaran di bawah ini.

D. Hakekat Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Saudara mahasiswa, kata media berasal dari bahasa Latin medio? Dalam
bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari
medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, kata
tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa
informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media
dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga
peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
Satu hal yang perlu Anda ingat bahwa peranan media tidak akan terlihat
apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang
pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan
pembelajarannya. Sedangkan pengertian media PKn adalah media yang terpilih dan
cocok untuk pembelajaran PKn SD.
2. Fungsi Media Pembelajaran PKn SD
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu Anda ketahui. Fungsi
pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah
sebagai media sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat Anda telaah dalam
ulasan di bawah ini.
a. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya Anda tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran
yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu,
tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa
media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa
globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang
tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar
menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin
terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju
tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan
pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa
dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa
dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik
daripada tanpa bantuan media..
b. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar
adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan
pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat
dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media
massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah
satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya
pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa



3. Macam-macam Media Pembelajaran

E. Berdasarkan jenisnya
Berdasarkan jenisnya, media dapat Anda bedakan atas (1) media audiktif,
(2) media visual, dan (3) media audio visual. Media audiktif adalah media yang
hanya mengandalkan kemampuan suara saja. Yang termasuk jenis media ini
antara lain meliputi tape recorder dan radio. Media visual adalah media yang
hanya mengandalkan indra pengelihatan. Yang temasuk jenis ini antara lain
meliputi gambar, foto, serta benda nyata yang tidak bersuara. Adapun media
audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Beberapa contoh media audiovisual meliputi televisi, video, film, atau
demonstrasi langsung.
Media audiovisual dapat Anda bedakan lagi menjadi (a) audio visual diam
dan (b) audio visual gerak. Audiovisual diam adalah media yang menampilkan
suara dan gambar diam (tidak bergerak). Misalnya, film bingkai suara sound
sistem, film rangkai suara, dan cetak suara. Audio visual gerak adalah media yang
dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak. Misalnya, film suara
dan video-cassette.
1) Media nonproyeksi
Media nonproyeksi disebut juga media pameran atau displayed media. Media
yang termasuk media nonproyeksi adalah (a) model, (b) grafis. Kedua media
nonproyeksi tersebut dipaparkan sebagai berikut.
a. Model
Model adalah benda nyata yang dimodifikasikan. Penggunaan model
sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi kendala
pengadaan realia karena harga yang mahal, sulit pengadaannya, barangnya
terlalu besar, bahkan mungkin terlalu kecil. Menurut Heinich et.al (1996)
model adalah gambaran tiga dimensi dari sebuah benda nyata. Model dapat
berukuran lebih besar, lebih kecil atau berukuran sama persis dengan benda
aslinya, dan dapat menampilkan bentuk yang lengkap dan rinci dari benda
aslinya.
b. Bahan Grafis
Bahan grafis adalah media visual nonproyeksi yang mudah digunakan
karena tidak membutuhkan peralatan dan relative murah. Menurut Brown et.al
(1985) ada lima jenis media grafis yang memiliki keunggulan yang cukup
tinggi dalam proses pembelajaran yaitu: graft, chart atau diagram, kartun,
poster, peta atau globe. Masing-masing media grafis memiliki keunggulan dan
keunikan sendiri-sendiri.
Diagram visualisasi dalam bentuk grafis yang masih tergolong dalam
gambar yang sederhana adalah diagram. Penggunaan diagram pada umumnya
ditujukan untuk menggambarkkan suatu hubungan atau menjelaskan suatu
proses. Diagram dapat memberikan gambaran tentang suatu proses, misalnya
mengenai keaktifan siswa dalam pembelajaran proses, seperti tergambar
dalam media di bawah ini
F. Media yang Diproyeksikan
Media yang termasuk sebagai media yang diproyeksikan adalah overhead
transparansi (OHT), slide, filmstrips, dan opaque. Perkembangan teknologi
yang ada saat ini memungkinkan komputer dan video juga diproyeksikan
dengan menggunakan peralatan khusus, yaitu LCD.
a. OHT
OHT merupakan media yang paling banyak digunakan karena relative
mudah dalam penyediaan materinya, karena hanya dibutuhkan bahan
transparansi dan alat tulis. Namun untuk hasil yang bagus sebaiknya alat
tulis yang digunakan khusus untuk overhead transparansi.
Beberapa cara mempersiapkan OHT dapat Anda pelajari pada bagian
berikut.
a) Handmade transparancies, yaitu transparansi dengan buatan tangan.
b) Thermal fil process, salah satu cara untuk membuat transparansi
dengan cara menggunakan acetate film yang diletakkan di atas master
materi yang akan disajikan, kemudian dimasukkan alat khusus yang
dinamakan thermal copier.
c) Electrostatic film process, merupakan cara membuat transparansi
dengan jalan menggunakan teknologi xerography. Persiapan untuk
menggunakan jenis transparansi ini cukup sederhana. Bahan yang
ingin dipresentasikan dapat berasal dari kertas biasa baik sebagai
tulisan tangan, hasil print computer maupun buku teks.
b. Slide
Slide adalah media visual yang penggunaannya diproyeksikan ke layar
lebar, dengan menggunakan slide gambar yang disampaikan sangat
realistis. Hal itu disebabkan materi atau bahan slide adalah film fotografi
yang berbentuk transparan.
3) Media Audio
Media audio merupakan media yang fleksibel karena bentuknya yang mudah
dibawa, praktis, dan relatif murah (misalnya tape compo, pengeras suara).
Menurut Rowntree (1994) penggunaan media audio dibedakan
menjadi tiga, yaitu (1) media audio yang dipakai untuk mendengarkan, (2)
media audio vision yang dipakai untuk mendengarkan dan melihat, dan (3)
media audio visual yang dapat dipakai untuk mendengar, melihat dan
melakukan. Ketiga pembedaan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
4) Media Video
Media video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai
bidang studi. Hal itu disebabkan oleh kemampuan video untuk memanipulasi
kondisi waktu dan ruang sehingga peserta didik atau siswa dapat diajak untuk
melihat objek yang sangat kecil maupun objek yang sangat besar, objek yang
berbahaya, objek lokasinya jauh di belahan bumi lain, maupun objek yang ada
di luar angkasa.
5) Media Berbasis Komputer
Media komputer saat ini sudah sangat luas dimanfaatkan oleh dunia
pendidikan. Menurut Hannafin dan Peek (1998), potensi media komputer
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran
sangat tinggi. Hal ini antara lain dikarenakan terjadi interaksi langsung antara
siswa dengan materi pembelajaran. Selain itu, proses pembelajaran dapat
berlangsung secara individual dan disesuaikan dengan kemampuan masingmasing
siswa sehingga potensi siswa dapat lebih tergali. Media komputer juga
mampu menampilkan unsur audio-visual yang bermanfaat untuk
meningkatkan minat belajar siswa, atau yang dikenal dengan program multi
media. Media komputer pun dapat memberi umpan balik bagi respon siswa
dengan segera setelah diberi materi.
4. Peran Media Pembelajaran
Tentunya Anda tahu bahwa peran media sangat strategis dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Kemp dkk (1985) menjabarkan peran media
di dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
a. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar.
b. Penyusunan media yang terencana dan terstruktur dengan baik membantu
pengajar untuk menyampaikan materi dengan kualitas dan kuatitas yang sama
dari satu kelas ke kelas yang lain.
c. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
d. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif
e. Materi pembelajaran dapat dirancang, baik dari sisi pengorganisasian materi
maupun cara penyajiannya yang melibatkan siswa, sehingga siswa menjadi
lebih aktif di dalam kelas.
f. Media dapat mempersingkat penyajian materi pembelajaran yang kompleks,
misalnya dengan bantuan video. Dengan demikian, informasi dapat
disampaikan secara menyeluruh dan sistematis kepada siswa.
g. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
h. Penyajian pembelajaran dengan menggunakan media yang mengintegrasikan
visualisasi dengan teks atau suara akan mampu mengkomunikasikan materi
pembelajaran secara terorganisasi. Dengan menggunakan media yang lebih
bervariasi, maka siswa akan mampu belajar dengan lebih optimal.
i. Dengan media yang makin lama makin canggih maka kegiatan pembelajaran
tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja tetapi bisa di mana saja. Misalnya,
dengan teleconference pengajar dari luar kota bisa memberikan materinya,
atau dengan CD peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran melalui
media secara mandiri sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini seperti halnya
Anda yang jarak jauh bisa menggunakannya.
5. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media
Sudirman (1991) mengemukakan tiga kategori prinsip pemilihan media
pembelajaran sebagai berikut.
a. Tujuan Pemilihan. Pemilihan media yang akan digunakan harus didasarkan
pada maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.
b. Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media mempunyai karakteristik
tertentu, baik dilihat dan segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun
cara penggunaannya.
c. Alternatif Pilihan. Pada hakikatnya, memilih media merupakan suatu proses
membuat keputusan dan berbagai alternatif pilihan.
Adapun prinsip pemilihan dan penggunaan media, menurut Sudjana
(1991) ditulis pada bagian berikut.
a. Menentukan jenis media dengan tepat.
b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat.
c. Menyajikan media dengan tepat.
6. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media
Faktor-faktor yang perlu Anda perhatikan dalam memilih media
pembelajaran dijelaskan pada bagian berikut.
a. Objektivitas. Seorang guru harus objektif. Artinya, guru tidak boleh memilih
suatu media pembelajaran atas dasar kesenangan pribadi.
b. Program Pembelajaran. Program pembelajaran yang akan disampaikan
kepada siswa harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isi, struktur,
maupun kedalamannya.
c. Sasaran Program. Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi tertentu siswa
mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berpikir, daya imajinasi,
kebutuhan, maupun daya tahan siswa dalam belajarnya
d. Kualitas Teknik. Dari segi teknik, media pembelajaran yang akan digunakan
perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat atau belum.
e. Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan. Keefektifan yang dimaksud di sini
berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi yang dimaksud di
sini berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Ada enam langkah
yang bisa Anda tempuh pada waktu mengajar dengan mempergunakan media.
Langkah-langkah tersebut disebutkan sebagai berikut.
a. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan media.b
b. Persiapan guru.
c. Persiapan kelas.
d. Langkah penyajian materi ajar dan pemanfaatan media.
e. Langkah kegiatan belajar siswa.
f. Langkah evaluasi pembelajaran.
G. Rancangan Media Pembelajaran PKn Sekolah Dasar
Mata pelajaran PKn mempunyai misi membina nilai, moral, dan norma
secara utuh bulat dan berkesinambungan. Tujuan PKn adalah untuk membentuk
watak warga negara yang baik, yaitu yang tahu, mau dan sadar akan hak dan
kewajibannya. Pada pedoman Belajar Mengajar Sekolah Dasar Kurikulum 2006,
PKn memiliki karakter yang berbeda dengan matapelajaran lainnya. Hal ini bisa
dilihat berdasarkan ciri-ciri atau hal-hal yang bersifat khusus, yang pada prinsipnya
PKn lebih menekankan pada pembentukan aspek moral (afektif) tanpa
meninggalkan aspek yang lain. Untuk mencapai sasaran dan target tersebut, dalam
pelaksanaan pembelajaran diperlukan penataan alat, bahan, dan sumber belajar agar
dapat dilihat dan mudah digunakan oleh siswa. Sumber belajar dapat berupa media
cetak, model, gambar-gambar, laporan, dan kliping. Media pembelajaran dalam
PKn harus dapat menstimulus lahirnya proses pembelajaran yang aktif dan kreaktif.
Dalam pedoman pelaksanaan kegiatan belajar mengajar PKn SD, ada beberapa
syarat yang harus diperhatikan untuk media PKn, yaitu:
1) membawakan sesuatu atau sejumlah isi pesan harapan
2) memuat nilai atau moral kontras
3) diambil dari dunia kehidupan nyata
4) menarik minat dan perhatian siswa
5) terjangkau oleh kemampuan belajar siswa
Merancang media pembelajaran PKn sangat tergantung dari jenis media yang
digunakan. Di bawah ini diulas kembali jenis media yang bisa
digunakan/dikembangkan dalam pembelajaran PKn, yaitu:
1) hal-hal yang bersifat visual, seperti bagan, matriks, gambar, data , dan lain-lain
2) hal-hal yang bersifat materiil, seperti model-model, benda contoh
3) gerak, sikap, dan perilaku, seperti simulasi, bermain peran, role playing
4) cerita, kasus yang mengundang dilema moral
1. Rancangan Media Audio dalam pembelajaran PKn SD
Fungsi skenario media audio adalah sebagai berikut:
a. meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan suara sekaligus
melatih ketrampilan mendengarkan maupun menyimak.
b. Mengembangkan imajinasi siswa terhadap apa yang didengarkannya baik melalui
guru maupun media tape recorder.
c. Memantapkan bagian-bagian yang dianggap penting dari materi ajar yang
disampaikan
2. Langkah-langkah Penyajian Media Audio dalam Pembelajaran PKn SD
Sebelum menyajikan media audio terlebih dahulu menyiapkan alat-alat yang
akan digunakan termasuk sarana penunjang seperti aliran listrik atau baterai.
a. Memberi tugas pada siswa untuk terlebih dahulu mempelajari materi yang akan
diaplikasikan pada media audio
b. Guru menjelaskan pada siswa materi PKn apa yang dibahas, kemudian siswa
diminta mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan misalnya alat tulis menulis.
c. Kemudian audio mulai diperdengarkan, diusahakan agar suara audio dapat
didengar semua siswa dengan jelas. Sehingga siswa dapat menyimak materi ajar
PKn dengan jelas.
d. Setelah audio diperdengarkan, guru meminta beberapa siswa untuk mengulang
secara garis besar materi yang telah didengarkan.
e. Guru meminta murid-murid yang lain untuk menanggapi pendapat temannya tadi.
f. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti.
g. Guru menyimpulkan materi PKn yang telah disampaikan dan menanamkan
konsep-nilai-moral-norma yang menjadi pesan pokok bahasan yang telah
disampaikan.
3. Rancangan Media Gambar atau Foto dalam Pembelajaran PKn SD
Media ini sangat sesuai digunakan di SD, terutama kelas awal, hal itu
disebabkan media ini sangat bermanfaat untuk mengkonkretkan hal-hal yang bersifat
abstrak dalam bentuk gambar atau foto, yang bisa menggambarkan perilaku yang baik
dan yang kurang baik, sebagai sarana pembentukan moral anak.
a. Fungsi Media Gambar
1) Mengkonkretkan hal-hal yang bersifat abstrak
2) Mendekatkan dengan objek yang sebenarnya
3) Melatih siswa berpikir konkret
4) Memperjelas sesuatu masalah
b. Langkah-langkah penyajian media gambar atau foto
1) Menganalisis pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan dituangkan dalam
bentuk media audio atau foto.
2) Menyiapkan bahan-bahan yang digunakan
3) Menugaskan siswa untuk juga menyiapkan bahan-bahan yang digunakan
dalam proses belajar-mengajar.
4) Memeragakan gambar-gambar sehingga dapat dilihat dengan jelas oleh semua siswa
5) Guru meminta para siswa mengomentari gambar yang telah diperagakan dan
siswa yang lain diminta memberikan tanggapan terhadap komentar tersebut.
6) Guru menjelaskan materi pelajaran melalui media yang telah disiapkan
sekaligus juga menanamkan nilai moral dan norma yang menjadi target harapannya.
7) Guru menyimpulkan materi pelajaran sekaligus menindaklanjuti dengan
memberikan tugas kepada siswa untuk memperkaya penguasaan materi pelajaran PKn
4. Rancangan Media Overhead Proyektor dalam Pembelajaran PKn SD
a. Fungsi media overhead proyektor:
1) Meningkatkan daya tarik dan motivasi siswa untuk belajar
2) Mempermudah guru untuk menyiapkan materi pembelajaran
3) Memperjelas tayangan materi pembelajaran sehingga perhatian siswa terhadap
materi yang diberikan guru akan lebih besar.
b. Langkah-langkah penyajian media overhead proyektor:
1) Analisis TIK pokok bahasan yang akan diajarkan
2) Analisis materi pelajaran untuk menentukan jenis media yang diperlukan
3) Analisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitan-kesulitan yang
dihadapi siswa dalam menerima pelajaran, kecepatan daya serap siswa, serta
tingkat perbendaharaan kata yang dipakai.
4) Kembangkan bahan-bahan tersebut ke dalam transparan yang telah disiapkan.
5) Sajikan transparan di kelas dengan diatur fokusnya sebaik mungkin sehingga
apa yang tertera dalam transparan dapat dibaca dan dilihat dengan jelas oleh semua siswa
6) Sesekali diselingi dengan pertanyaan, tanggapan, dan pernyataan dari siswa.
7) Guru menyimpulkan materi pembelajaran PKn yang telah disampaikan.

Latihan Sub Unit 1 ( catatan : hasilnya tidak perlu dikirim )
1. Jelaskan pengertian strategi pembelajaran.
2. Jelaskan pengertian metode pembelajaran.
3. Uraikan kelebihan dan kelemahan metode diskusi
4. Jelaskan kelebihan dan kelemahan metode karyawisata
5. Jelasakan apa metode sosio drama, metode problem solving dan metode laboratorium

Langkah-Langkah Pemilihan dan Penggunaan Metode dan Media
Pembelajaran PKn SD
Saudara mahasiswa PGSD, marilah kita memilih metode, media dan cara
penggunaannya dalam proses pembelajaran.
1. Pemilihan, Penggunaan Gabungan dari Metode Ceramah, Tanya jawab, dan Tugas.
Ketiga metode ini lebih cocok digunakan,pada awal pembelajaran, karena
pada awal atau tatap muka pertama biasanya masih diisi pendahuluan dan
penyampaian diskripsi mata pelajaran. Oleh karena itu guru lebih banyak
memberikan penjelasan;penjelasan tentang buku PKn yang akan digunakan buku apa
saja, jika di perpus tidak ada bisa beli secara kolektif agar lebih murah, hal seperti di
atas pasti menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Selanjutnya guru
menjelaskan materi awal misal tentang pemihan kepala desa yang akan dilaksanakan
besok Minggu maka guru menugaskan agar mengamati jalannya pemilihan kepala
desa dan melaporkan hasil pengamatannya
Dengan demikian guru secara tidak sadar telah menggunakan tiga metode
sekaligus, yaitu memberi penjelasan (metode ceramah), menugaskan ke pildes
(metode tugas) dan terjadi interaksi yaitu Tanya jawab Ini mungkin masih bisa
divariasi lagi dengan metode yang lain. Media yang digunakan bisa gambar, bagan
struktur system pemerintahan desa, kaset lagu “Desaku Yang Kucintai” Alat
evaluasinya adalah tes lisan dan tes tulis hasil penugasan laporan pilkada di desanya.
Jika melihat ini semua model pembelajarannya adalah model pemberian proses,
karena akhirnya menjadi aktif semua.
Berikut adalah penggunaan metode,media dan alat penilaian dalam
pembelajaran PKn SD.Dalam proses pembelajaran penggunaan metode maupun
media bervariasi. Dalam satu kali tatap muka bisa bermacam-macam metode yang
digunakan. Begitu pula media, dan evaluasi, juga bervariasi. Suatu contoh akan
menyampaikan materi sumpah pemuda media dan metode serta alat penilaian yang
digunakan bervariasi. Marilah kita teliti dulu apa kiranya kita bisa memilih yang lebih
tepat untuk mendekatinya.
2. Pemilihan, Penggunaan Metode Gabungan dari Metode Ceramah dan Tanya Jawab,
Sosiodrama dan Diskusi
Anda tentunya sudah sering dalam menyampaikan materi pembelajaran PKn
dengan menggunakan metode bermain peran atau sosiodrama. Sosiodrama itu tanpa
teks, sehingga sifatnya sepontanitas. Langkahnya (1) dengan menggunakan metode
ceramah guru menjelaskan isi dan sekaligus alur ceritanya. Biasanya yang diperankan
adalah masalah sosial atau kasus namun bisa juga kejadian seperti Sumpah Pemuda di
tahun 1928, atau cerita rakyat misal bawang putih dan bawang merah. Dengan
mengangkat tema Sumpah pemuda guru bisa menanamkan moral pada siswa. (2)
Metode sosiodrama bisa dilaksanakan pada waktu memerankan kejadian ikrar
sumpah pemuda. Di sini siswa bisa mengambil makna nilai juang dan rela berkorban
demi cintanya pada tanah airnya. Di sini apa bila terjadi kejanggalan maka bisa
dihentikan untuk berdiskusi. Dengan demikian (3) Metode diskusi bisa dilakukan
pada awal,atau di tengah-tengah sosio drama berlangsung .Sedangkan( 4) tanya jawab
bisa dilakukan diawal sebelum mulai, dan akhir cerita. Media yang digunakan
gambar, foto, teks, kaset rekaman,tape recorder lagu Satu “Nusa Satu Bangsa”
Alat penilaian siswa diminta memberi tanggapan dan portofolio seputar Sumpah
Pemuda.
3. Pemilihan, Penggunaan Gabungan dari Metode Ceramah,Tanya Jawab, Problem Solving
dan Tugas
Pada saat guru memberikan pelajaran kepada siswa, ada kalanya timbul suatu
persoalan/masalah missal nilai kelulusan UAN yang tidak dapat diselesaikan dengan
hanya penjelasan secara lisan melalui ceramah. Namun guru terus (1) berceramah
menyampaikan informasi tentang Undang-Undang Pendidikan (2) di sini Tanya
jawab terus bergulir semakin kontras. Untuk itu guru perlu menggunakan metode (3)
pemecahan masalah atau problem solving, sebagai jalan keluarnya. Kemudian
diakhiri dengan (4) metode penugasan, baik individu maupun tugas kelompok, untuk
mendengarkan berita TV, Koran, sehingga siswa melakukan tukar pikiran dalam
memecahkan rnasalah yang dihadapinya. Metode mi membuat siswa menjadi lebih
aktif dan berpikir. Di sini empat metode bisa digunakan sekaligus. Medianya Koran.
Undang-Undang Pendidikan. Penilaiannya melaporkan hasil pemecahan problem
solving dengan penalaran, portofolio.
4. Pemilihan, Penggunaan Gabungan dari Metode Ceramah,Tanya Jawab, Demonstrasi dan
Latihan
Tahukah Anda tentang metode latihan, metode ini umurnnya digunakan untuk
rnemperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dan bahan yang dipelajarinya. Di
sini guru menggunakan (1) metode ceramah untuk menjelaskan kesemuanya.sebelum
maupun sesudah latihan dilakukan.(2) Tanya jawab dari siswa ke guru dan sebaliknya
(3) guru mendemonstrasikan, siswa mengamati demonstrasi cara mencintai hasil
lingkungan sekitar, bunga kebun ditata jadi bukit bunga yang estetik, sehingga
menjadi PAKEM, (4) siswa mengadakan latihan dari yang didemonstrasikan guru
yaitu mencintai lingkungan dengan latihan merangkai bunga kebun. Medianya setiap
siswa membawa bunga, guntig, kawat, foto rangkaian bunga. Penilaian hasil latihan,
sikap waktu latihan, ketrampilan selama latihan, prakarsa/ ide-ide yang muncul
selama latihan. Penggabungan dari beberapa metode, media dan penilaian ini
bertujuan untuk membantu guru dalam menyusun RPP. Guru SD adalah guru kelas
sehingga setiap harinya dituntut harus membuat beberapa RPP. Semoga ini akan
membantu untuk memperingan penyusunan RPP, khususnya RPP PKn.
5. Pemilihan, Penggunaan Gabungan dari Metode Ceramah, Sosiodrama dan diskusi
Sosiodrama adalah sandiwara tanpa naskah (skripsi) dan tanpa latihan terlebih
dahulu, sehingga dilakukan secara spontan. Masalah yang didramatisasikan adalah
mengenai situasi sosial. Sosiodrama akan menarik bila pada situasi yang sedang
memuncak, kemudian dihentikan. Selanjutnya diadakan diskusi, bagaimana jalan
cerita seterusnya, atau pemecahan masalah selanjutnya.
6. Pemilihan, Penggunaan Gabungan dari Metode Ceramah, Problem Solving dan Tugas
Pada saat guru memberikan pelajaran kepada siswa, ada kalanya timbul suatu
persoalan/masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan secara
lisan melalui ceramah. Untuk itu guru perlu menggunakan metode pemecahan
masalah atau problem solving, sebagai jalan keluarnya. Kemudian diakhiri dengan
tugas-tugas, baik individu maupun tugas kelompok, sehingga siswa melakukan tukar
pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Metode ini banyak
menimbulkan kegiatan belajar siswa yang lebih optimal.
7. Pemilihan, Penggunaan Gabungan dari Metode Ceramah, Demonstrasi dan Latihan
Metode latihan umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan
atau keterampilan dan bahan yang dipelajarinya. Karena itu, metode ceramah dapat
digunakan sebelum maupun sesudah latihan dilakukan. Tujuan dari metode ceramah
untuk memberikan penjelasan kepada siswa mengenai bentuk keterampilan tertentu
yang akan dilakukann
Marilah sekarang kita menggabungkan standar kompetensi, kompetensi dasar, model
pembelajaran, langkah-langkah, metode, media, dan alat penilaian pembelajaran PKn
SD.


TUGAS INISIASI 3 ( Tugas TO 3 )

A. Anda akan membelajarkan materi Membiasakan Hidup Gotong Royong pada kelas II
SD semester I.

1) Model pembelajaran apa yang Anda pilih?
2) Metode pembelajaran apa yang Anda gunakan?
3) Langkah-langkah apa yang Anda tempuh untuk melaksanakan pembelajaran tersebut?
4) Media pembelajaran apa yang Anda gunakan?
5) Alat penilaian apa yang Anda terapkan?

B. Memahami Peran Politik Luar Negeri Indonesia dalam Era Globalisasi pada
kelas VI SD semester 2.

6) Model pembelajaran apa yang Anda pilih?
7) Metode pembelajaran apa yang Anda gunakan?
8) Langkah-langkah apa yang Anda tempuh untuk melaksanakan pembelajaran tersebut?
9) Media pembelajaran apa yang Anda gunakan?
10) Alat penilaian apa yang Anda terapkan?



INISIASI 4
PENILAIAN PEMBELAJARAN PKn SD
Saudara mahasiswa, pertemuan kali ini akan dibahas tentang penilaian
pembelajaran PKn SD. Penilaian memiliki tujuan untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran, sehingga bermanfaat bagi siswa yaitu untuk mengukur sejauh mana
siswa mampu menyerap materi yang telah disampaikan. Sedangkan bagi guru untuk
umpan balik dari hasil pembelajaran yang telah disampaikan, dan untuk laporan pada
orang tua siswa dan guru setiap akhir semester yang dikemas dalam buku raport.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian dalam pembelajaran, PKn
masih over cognitif, sehingga walaupun kurikukum selalu dibenahi, namun jika guru
sebagai pelaksana di lapangan tidak ditingkatkan pengetahuannya juga tetap saja.
Buku unit tiga ini terdiri dari dua subunit yaitu: Subunit 1. Pengeritian,
tujuan, fungsi serta prinsip penilaian PKn S. Subunit 2. Pengembangan model
penilaian kognitif, afektif dan psikomotor dalam pembelajaran PKn SD
Anda akan menambah pengetahuan belajar tentang penilaian dalam PKn di
SD. Pada akhir pembelajaran Unit empat ini diharapkan bermanfaat bagi Anda
sehingga Anda dapat mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1) Dapat menjelaskan pengertian, tujuan, fungsi, dan prinsip penilaian dalam
pembelajaran PKn SD.
2) Dapat membedakan antara penilaian dengan tes dan nontes, baik dalam penilain
proses maupun hasil dalam pembelajaran PKn SD.
3) Dapat mengembangkan model alat penilaian kognitif dari taksonomi Bloom
dalam pembelajaran PKn SD.
4) Dapat mengembangkan model alat penilaian afektif dari taksonomi Bloom dalam
pembelajaran PKn SD.
5) Dapat mengembangkan model alat penilaian psikomotor dari taksonomi Bloom
dalam pembelajaran PKn SD.


PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI, DAN PRINSIP PENILAI PKn SD
Saudara- saudara, pada bagian ini dibahas tentang (a) pengertian penilaian,
(b) tujuan penilaian, (c) fungsi penilaian, dan (d) prinsip penilaian. Keseluruhan
pembahasan tersebut diarahkan pada pembelajaran PKn SD. Saat sekarang dunia
pendidikan di Indonesia sangat membutuhkan model penilaian dalam pembelajaran,
khususnya pembelajaran PKn. Hasil penelitian maupun hasil survei menunjukkan
bahwa nilai PKn yang mestinya harus menekankan pada sikap di samping
pengetahuan dan ketrampilan, namun kenyataannya masih belum sesuai sasaran.
oleh karena itu marilah kita memulai meningkatkan penilaian yang sesuai dengan
taksonomi Bloom dkk, sehingga baik kognitif, afektif, maupun psikomotor bisa terukur
perubahannya secara menyeluruh. Sub unit satu ini akan dikembangkan ke
subunit dua, karena satu sama lain saling terkait. Marilah kita pahami pengertan
penilaian di bawah ini.
A. Pengertian Penilaian
Penilaian adalah suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang hasil
pembelajaran dari masing-masing siswa, serta keberhasilan siswa dalam kelas
secara keseluruhan. Penilaian juga merupakan indikator keberhasilan guru dalam
proses pembelajaran (Supratiningsih dan Suharja, 2006). Menurut Davies (1981),
pengertian penilaian mengacu pada proses yang menetapkan nilai kepada
sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang dan objek.
Adapun Sujana (1990) membatasinya sebagai suatu proses memberi nilai objek
tertentu berdasarkan suatu kriteria yang tertentu pula
Pengukuran dalam kegiatan pembelajaran adalah suatu proses
membandingkan tingkat keberhasilan dengan ukuran keberhasilan dalam
pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan penilaian dalam pembelajaran
adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan dalam pembelajaran
melalui kegiatan pengukuran atau pembandingan dengan kriteria-kriteria yang
berlaku. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian
dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan,
kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan yang lain).
Alat penilaian yang baik adalah yang mampu mengukur keberhasilan
proses pendidikan secara tepat dan akurat. Berikut ini dipaparkan syarat-syarat
alat penilaian yang baik.
1. Kesahihan (validity)
Kesahihan (validity) adalah ketepatan alat penilaian dalam mengukur
tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, suatu
alat penilaian dikatakan sahih apabila ia dapat menilai apa yang seharusnya
dinilai. Sebaiknya Anda juga tahu bahwa kesahihan suatu alat penilaian dapat
ditinjau dari empat sisi, yaitu (a) kesahihan isi (content validation), (b) kesahihan
konstruksi (construction validity), (c) kesahihan yang ada sekarang (concurrent
validity), dan (d) kesahihan prediksi (prediction validity) (Arikunto, 1990).
Penentuan kesahihan suatu alat penilaian juga dipengaruhi oleh faktor penskoran,
faktor respon siswa, dan faktor pengadministrasiannya.
2. Keterandalan (reliability)
Keterandalan (reliability) biasanya disebut juga dengan keajegan atau
konsistensi. Keterandalan suatu alat penilaian penting untuk diperhatikan. Alat
penilaian yang handal akan memberikan skor yang relatif sama/tetap pada setiap
pelaksanaan penilaian. Misalnya, kalau dalam pelaksanaan penilaian yang
pertama seorang siswa mendapat skor 70, kemudian dalam penilaian yang kedua
siswa tersebut mendapat skor 75, maka dapat dikatakan bahwa alat penilaian
tersebut handal. Namun, apabila dalam penilaian yang pertama seorang siswa
mendapat skor 70, kemudian dalam penilaian yang kedua siswa tersebut
mendapat skor 50 atau 90, maka dapat dikatakan bahwa alat penilaian tersebut
tidak handal.
Perlu Anda ketahui bahwa ada sejumlah faktor yang mempengaruhi
tingkat reliabilitas suatu alat penilaian. Pertama, jika alat penilaian yang
diberikan kepada siswa terlalu mudah, terlalu sukar, atau tidak jelas, maka akan
berpeluang memberikan skor yang tidak handal. Kedua, jika siswa peserta
penilaian tersebut memiliki karakteristik yang terlalu beragam, maka hal ini juga
berpeluang memberikan skor yang tidak handal. Ketiga, jika standar penilaian
yang digunakan guru pada masing-masing pelaksanaan kegiatan penilaian tidak
seragam, maka skor yang dihasilkan pun tidak handal. Keempat, jika jumlah soal
yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terlalu sedikit, maka hal ini
berpeluang memberikan skor yang tidak handal. Alasannya, jumlah soal yang
tersedia tidak mampu menjaring secara lengkap pengetahuan siswa.
Tahukah Anda, adakah keterkaitan antara kesahihan dengan
keterhandalan? Ya, keterkaitan keduanya sangat erat. Suatu alat penilaian yang
sahih dapat dipastikan handal. Namun, alat penilaian yang handal belum tentu
sahih. Alat penilaian yang tidak handal dipastikan tidak dapat mengukur apa pun,
atau dengan kata lain alat penilaian tersebut tidak sahih.
Tingkatkan pengetahuan dan kemampuan Anda untuk mampu menyusun
alat penilaian yang sahih dan handal, sebab alat penilaian yang demikian sangat
efektif digunakan untuk mengukur peningkatan kualitas belajar siswa.
3. Kepraktisan
Kepraktisan dalam menyusun suatu alat penilaian penting untuk
diperhatikan. Alat penilaian yang praktis dapat membantu guru dalam
menyiapkan, menggunakan, dan menginterpretasikan hasil penilaian. Kepraktisan
ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu penskoran, kemudahan dalam
mengadministrasikan, waktu, dan bentuk alat penilaian.
B. Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian dalam proses pembelajaran dijelaskan pada bagian berikut.
1. Mengetahui kedudukan siswa dalam kelompok di kelasnya
Berdasarkan tujuan pertama, selaku guru Anda perlu mengetahui kedudukan
prestasi siswa Anda di dalam kelas. Tergolong dalam kelompok manakah
mereka? Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam
kelompok/kelasnya, apakah ia termasuk dalam katagori rendah, sedang, ataukah
tinggi.
2. Sebagai balikan bagi guru untuk mengetahui ketepatan pemilihan metode dan
program yang digunakan
Berdasarkan tujuan kedua, selaku guru Anda juga harus mau melakukan
introspeksi diri. Apakah pembelajaran yang telah Anda lakukan sudah tepat atau
belum? Hasil introspeksi diri tersebut dapat Anda gunakan sebagai balikan pada
diri Anda sendiri untuk melakukan perbaikan-perbaikan demi peningkatan
kualitas pembelajaran.
3. Mendiagnosa kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran
Berdasarkan tujuan ketiga, selaku pendidik Anda harus mampu mencari
penyebab ketidakberhasilan siswa. Anda harus mampu menganalisis kendala apa
saja yang dialami siswa sehingga ia tidak bisa berhasil secara optimal.
4. Mendapatkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
menempatkan dan menentukan langkah berikutnya terhadap siswa
Berdasarkan tujuan keempat, selaku guru Anda harus supel dan komunikatif
terhadap semua orang, khususnya orang-orang yang berada di sekitar siswa.
Anda mempunyai cukup bekal untuk membantu keberhasilan siswa.

C. Fungsi Penilaian
Penilaian dalam proses pembelajaran memiliki sejumlah fungsi. Empat fungsi
di antaranya dituliskan sebagai berikut.
1. Sebagai bahan diagnostik dan pengembangan
Artinya, Anda dapat menggunakan hasil penilaian tersebut sebagai dasar
mendiagnosis kelemahan dan keunggulan siswa, serta hambatan yang
menyertainya. Dengan demikian, jika ada siswa yang tidak berhasil maka dengan
mudah Anda dapat mengetahui penyebabnya melalui tes ini. Hasil diagnostik ini
juga dapat Anda gunakan sebagai bahan pengembangan kualitas pembelajaran
siswa.
2. Sebagai bahan seleksi
Artinya, Anda dapat menggunakan hasil penilaian sebagai dasar seleksi
penempatan siswa menurut jenis jurusan atau jabatannya.
3. Sebagai bahan pertimbangan kenaikan kelas
Artinya, Anda dapat mengguna-kan hasil penilaian sebagai dasar untuk
menentukan apakah siswa yang bersangkutan dapat naik kelas atau tidak.
Wujudnya adalah nilai atau skor dalam rapor siswa.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk penempatan
Artinya, Anda dapat menggunakan hasil penilaian sebagai dasar seleksi
penempatan siswa berdasarkan kemampuan yang mereka miliki.

D. Prinsip-Prinsip Penilaian
Penilaian merupakan langkah terakhir untuk menentukan sejauh mana tujuan
pembelajaran bisa tercapai. Melalui penilaian, keberhasilan anak dan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran dapat diukur.
1. Penilaian hendaknya memiliki prinsip objektif, artinya dalam melakukan suatu
penilaian, hendaknya guru bertindak adil dan tidak pandang buluPenilaian
hendaknya memiliki prinsip kejelasan, artinya dalam melakukan penilaian
hendaknya guru memahami semuanya dengan jelas.
2. Penilaian hendaknya dikerjakan dengan seksama, artinya semua komponen untuk
menilai siswa sudah disiapkan oleh guru secara cermat dan seksama.
3. Penilaian hendaknya menggunakan prinsip representatif, artinya dalam menilai
hendaknya guru mampu melakukannya secara menyeluruh. Semua materi yang
telah disampaikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas harus dapat dinilai
secara representatif.
Penilaian hendaknya dilaksanakan dengan menggunakan prinsip terbuka,
artinya apa pun bentuk soal yang dibagikan kepada siswa, hendaknya model
penilaiannya diinformasikan secara terbuka kepada siswa. Model penilaian yang
dimaksud antara lain meliputi bobot skor masing-masing soal, kejelasan maksud
soal, serta hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian dari siswa ketika menjelang
pelaksanaan penilaian.

Penugasan
1. Penilaian tidak selalu dilakukan melalui proses pengukuran. Jelaskan maksud
dari pernyataan tersebut!
2. Pengukuran dalam pembelajaran berbeda dengan penilaian dalam
pembelajaran. Jelaskan perbedaan keduanya!
3. Transformasi merupakan salah satu unsur dari proses pendidikan. Jelaskan
maksud dan tujuan dari transformasi tersebut!
4. Alat penilaian yang baik harus memperhatikan syarat kesahihan. Alat penilaian
yang bagaimanakah yang dapat dikategorikan memenuhi syarat sahih?
5. Adakah hubungan antara kesahihan dan keterhandalan? Jelaskan jawaban Anda!

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN PKn SD
Saudara mahasiswa yang kami cintai, setelah saudara mempelajari
pengertian, tujuan, fungsi, dan prinsip-prinsip penilaian, marilah kita lanjutkan
pembelajaran kita dengan pengembangan model penilaian PKn SD. Dalam bagian
ini, Anda diajak belajar mengembangkan model-model penilaian matapelajaran PKn
SD dengan memperhatikan tiga domain dari taksonomi Bloom. Masih ingatkah
Anda, apa tiga domain tersebut? Ya, seperti yang telah saya jelaskan di muka, tiga
domain dari taksonomi Bloom itu adalah (1) pengetahuan (kognitif), (2) sikap
(afektif), dan (3) ketrampilan (psikomotor). Di samping tiga taksonomi Bloom,
penilaian PKn untuk anak usia sekolah dasar perlu memperhatikan aspek psikologis,
sosiokultural, spiritual. Bahkan, menurut Lickona, 1996 evaluasi pembelajaran nilai
moral, hendaknya mencakup dimensi-dimensi moral knowing, moral feeling, dan
moral action.( Akbar, dkk,2002)
Agar lebih jelas hal yang akan kita bahas lebih lanjut, perhatikan bagan yang
menggambarkan garis besar pengembangan model alat penilaian PKn SD di bawah
ini!

Bagan 3.2 Pengembangan Alat Penilaian PKn SD
PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN



A. Pengembangan Alat Penilaian dalam Bentuk Tes dan Non-Tes
Matapelajara PKn, dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan teknik tes
dan teknik non-tes. Pembahasan mengenai pengembangan alat penilaian pada kedua
teknik tersebut dapat Anda baca pada berikut.
1. Pengembangan Alat Penilaian dengan Teknik Tes
Teknik tes merupakan salah satu alat, cara, dan langkah-langkah yang
sistematik untuk digunakan dalam mengukur sejumlah perilaku tertentu siswa.
Berdasarkan cara pelaksanaannya, teknik tes dikelompokkan sebagai berikut.
Tes tertulis, yaitu alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaanya dilakukan
secara tertulis. Tes lisan, yaitu alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaanya
dilakukan secara lisan. Tes perbuatan, yaitu alat penilaian yang baik
pertanyaan maupun jawabannya dilakukan secara tertulis maupun lisan, seperti
praktek di laboratorium, praktik kesenian, simulasi, dan deklamasi.
2. Pengembangan Alat Penilaian dengan Teknik Non-Tes
Teknik non-tes adalah alat penilaian yang prosedurnya tidak sistematis
sebagaimana teknik tes. Akan tetapi, teknik non tes ini dapat dilakukan untuk
memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sikap, atau kepribadian
siswa. Berdasarkan cara pelaksanaannya, teknik non-tes dikelompokkan sebagai
berikut.
a. Skala sikap, yaitu alat penilaian yang digunakan untuk mengungkapkan
sikap siswa melalui tugas tertulis. Sikap artinya pendirin seseorang terhadap
suatu peristiwa atas obyek. Skala sikap alat penialain yang mengukur
pendirian seseorang seperti sangat setuju, ragu-ragu, setuju dan sangat tidak
setuju
b. Check list, yaitu alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas
dasar pengamatan terhadap perilaku siswa. Dalam tes pengamatan, siswa
tidak perlu selalu diberitahu sebelumnya bahwa perilaku mereka sedang
diamati. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kealamiahan perilaku siswa
c. Quesioner, yaitu alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya
dilakukan dengan cara tertulis. Penyusunan angket diarahkan untuk
menyaring infomasi mengenai berbagai faktor yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar.
d. Catatan harian, yaitu suatu catatan mengenai perilaku siswa yang dipandang
mempunyai kaitan dengan perkembangan kepribadiannya. Misalnya, catatan
mengenai siswa yang memperlihatkan perilaku khusus seperti, suka
terlambat, mengambil milik teman, suka mengganggu, atau membuat gaduh
e. Portofolio, yaitu penilaian berdasarkan koleksi atau kumpulan bahan pilihan
yang dikembangkan oleh siswa/guru, berfungsi untuk menelaah proses,
usaha, perbaikan, dan pencapaian kinerja siswa secara objektif. Ada beberapa
prinsip yang perlu Anda perhatikan dalam penggunaan portofolio, yaitu (1)
saling percaya antara guru dan siswa (mutual trust), (2) milik bersama antara
guru dan siswa (joint ownership), (3) keberhasilan bersama antara guru dan
siswa (confidentiality), (4) kepuasan (satisfaction), serta (5) kesesuaian
(relevance).

B. Pengembangan Alat Penilaian Kognitif dan Non-Kognitif
Saudara, anda selaku guru SD, apakah Anda sudah melaksanakan dua
kegiatan penilaian, kognitif dan non-kognitif,? Dalam taksonomi Bloom, penilaian
non-kognitif meliputi penilaian afektif dan penilaian psikomotor.
1.Pengembangan Alat Penilaian Kognitif
Tes kognitif terdiri dari tes objektif dan tes esai. Baik tes objektif maupun
tes esai yang berbentuk tertulis dan bermanfaat untuk mengukur semua tujuan
pembelajaran. Kedua bentuk tes tersebut dapat mendorong siswa untuk
mempelajari konsep dasar dan untuk mencari solusi permasalahan. Di samping
itu, bentuk tes tersebut dapat menghasilkan skor yang nilainya tergantung pada
objektivitas dan keterhandalan (reliability) tes tersebut (Gronlund, 1996).
Menurut Bloom, penilaian ranah kognitif ada enam gradasi. Keenam
gradasi tersebut dijelaskan pada bagian berikut.
a. Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan dari apa yang telah dipelajari,
berkaitan dengan fakta, peristiwa, pengertian
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menerima arti dan makna dari apa yang
telah diterima.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan pada masalah yang nyata.
d. Analisis, mencakup kemampuan menganalisa apa yang dapat dimengerti
menjadi lebih paham lagi.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk pola baru yang dianggap lebih
tepat.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan untuk menilai hasil ujian atu hal lain sesuai
dengan standart yang telah ada.
Keenam jenis perilaku ini bersifat runtut. Sebagai contoh, pengetahuan
termasuk perilaku yang paling rendah, sedangkan evaluasi tergolong perilaku
tertinggi. Perlu Anda ketahui bahwa perilaku yang gradasinya paling tinggi
menurut Bloom selalu diawali dari yang terendah lebih dahulu baru ke yang lebih
tinggi.
Selanjutnya, setelah menentukan kisi-kisi soal PKn SD, dilakukan
penyusunan model tes. Bentuk soal tes esei dan tes objektif aspek kognitif pada
matapelajaran PKn di SD dideskripsikan pada bagian berikut.



2. Pengembangan Alat Penilaian Afektif
Alat penilaian afektif, atau disebut juga dengan tes afektif, merupakan
salah satu bagian dari tes non-kognitif. Domain afektif ini mencakup nilai, sikap,
minat, dan perasaan. Penilaian untuk domain ini relatif sulit. Perlu Anda ketahui
bahwa Bloom menggradasikan ranah afektif menjadi lima tingkatan sebagai
berikut.
a. Penerimaaan, berhubungan dengan kesensitifan. Sebagai contoh,
kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan.
b. Partisipasi, berhubungan dengan kesediaan memperhatikan. Misalnya, ikut
berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c. Penilaian dan penentuan sikap, mencakup penerimaan yang mengakui
penilaian atu pendapat orang lain.
d. Organisasi, mencakup sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
Misalnya, menganggap nilai dalam suatu skala penilaian yang digunakan
sebagai pedoman untuk bertindak.
e. Pembentukan pola hidup, mencakup kehidupan pribadi. Sebagai contoh,
mempertimbangkan sesuatu dengan detil.
Dari kelima gradasi di atas juga dilaksanakan secara hierarkis, artinya gradasi
kelima bisa dilakukan dengan baik apabila yang sebelumnya sudah.
Kata kerja yang digunakan dalam domain afektif dapat Anda lihat pada tabel
berikut.

Kelima jenis perilaku dalam domain afektif ini bersifat runtut.
Berikut contoh model tes afektif dengan bentuk skala sikap/bertingkat
(rating scale) pada mata pelajaran PKn di SD.



Tabel 3.3 model penilaian skala bertingkat (rating scale)



Pengembangan Alat Penilaian Psikomotor
Ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku. Ketujuh jenis perilaku
tersebut dapat Anda cermati pada ulasan berikut ini.
a. Persepsi, mencakup kemampuan memilah-milah hal-hal secara khas setelah
menyadari adanya perbedaan. Misalnya, pemilahan anak yang rajin dengan
yang tidak rajin, yang nilai rapornya baik dengan yang kurang.
b. Kesiapan, mencakup kemampuan penempatan diri dalam gerakan jasmani
dengan rohani. Dalam PKn misalnya mengamati perilaku seseorang.
Inisiasi Pendidikan Kewarganegaraan 15
c. Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai
dengan contoh dari guru. Dalam pembelajaran PKn misalnya guru memberi
contoh/ suri tauladan cara mengucap salam yang baik jika ketemu saudara
yang lebih tua, teman, bertamu ke rumah orang.
d. Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan memberi salam pada guru
sebelum masuk kelas, ini sudah tidak usah dibimbing sudah biasa dilakukan .
e. Gerakan kompleks, mencakup kemampuan melakukan sikap moral cara
membantu teman yang membutuhkan bantuan dengan sikap yang
menyenangkan, trampil dan cekatan.
f. Penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan mengadakan
penyesuaian dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan hal-hal yang
baru.
g. Kreativitas, mencakup kemampuan berperilaku yang disesuaikan dengan
sikap dasar yang dimilikinya sendiri. Misal cara bergaul dengan teman yang
menyenangkan, cara menolong teman yang sakit, teman jatuh dengan sikap
yang penuh keiklasan dan menyenangkan.
Kata kerja yang digunakan dalam domain afektif dapat Anda lihat pada tabel
berikut.

No Jenis Hasil Belajar Indikator-indikator Cara Pengungkapan
1 Persepsi Dapat menyiapkan diri Tugas/observasi/tindakan
2 Kesiapan Dapat menirukan Tugas/observasi/tes/tindakan
3 Gerakan terbimbing Dapat berpegang pada pola Tugas/observasi
4 Gerakan terbiasa Menjadi lincah dan lancar Tugas/tes/tindakan
5 Gerakan kompleks Dapat mengatur kembali Tugas/tindakan
6 Penyesuaian Dapat menciptakan pola Tugas/observasi
7 Kreativitas Menjadi kreatif dan cekatan Tugas/observasi

Tabel 3.4 Kata Kerja dalam Domain Psikomotor dari Taksonomi Bloom

Dalam pembelajaran PKn SD tabel tersebut disesuaikan dengan karakteristik
dan tujuan dari PKn sendiri, yaitu menanamkan nilai, norma dan moral untuk
membentuk karakter warga negara yang baik yaitu warga negara yang tahu mau dan
sadar akan hak dan kewajibannya.
Ketujuh jenis perilaku tersebut mengandung urutan taraf keterampilan yang
berangkaian dan bersifat runtut. Perilaku persepsi bergradasi paling rendah,
sedangkan perilaku kreativitas paling tinggi. Perlu Anda ketahui bahwa perilaku
yang gradasinya paling tinggi, menurut Bloom, akan tercapai setelah siswa
melalui perilaku-perilaku rendah di bawahnya terlebih dulu. Siswa akan mampu
berkreativitas kalau ia telah mampu melalui gradasi pertama (perilaku persepsi)
sampai gradasi keenam (penyesuaian pola gerakan) dengan baik.
Berikut contoh model tes psikomotor dengan bentuk tes unjuk kerja
(performance) pada matapelajaran PKn di SD.

Latihan Soal ( catatan : hasilnya tidak perlu dikirim !)
Untuk memantapkan pemahaman Anda terhadap materi pengembangan model
penilaian PKn SD coba kerjakan latihan di bawah ini!
1. Nilai rapor di SD/MI pada umumnya lebih menekankan pada hasil tes kognitif
Jelaskan mengapa nilai kognitif dan psikomotor tidak dijadikan bahan
pertimbangan?
2. Ada beberapa prisip penilaian dalam menyusun tugas portofolio, Sebut dan
jelaskan bagaimana prinsip-prinsip penilaian portofolio dalam pembelajaran PKn
SD!
3. Mengukur sikap murid SD ternyata cukup sulit. Susunlah satu contoh model tes
afektif yang dapat untuk mengukur perubahan sikap/tingkah laku anak!
4. Setiap guru kelas selalu dihadapkan pada penyusunan soal di kelasnya. Sebut dan
jelaskan bagaimana cara menyusun tes kelas yang baik menurut pendapat
Gronlund!

Rambu-Rambu Jawaban
1. Menurut hasil penelitian sebagian besar guru-guru kurang paham dengan cara
mengaplikasikan model penilaian afektif dan psikomotor, sehingga nilai rapor
hanya diambilkan dari aspek kognitif saja. Oleh karena itu model- model
penilaian dari tiga domain tersebut perlu segera dikembangkan dan di aplikasikan
dalam pembelajaran PKn di SD, agar tidak over kognitif.
2. Ada lima prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan portofolio, yaitu (a)
saling mempercayai antara guru dengan siswa (mutual trust), (b) keberhasilan
bersama dalam mengumpulkan bahan dan hasil penilaian (confidentiality), (c)
milik bersama antara guru dan siswa (joint ownership), (d) kepuasan terhadap
bukti prestasi (satisfaction), dan (e)sesuai dengan bahan yang dihimpun
(relevance)
3. Contoh soal: Jika ada seorang anak tertabrak mobil, padahal saat itu Anda harus
segera masuk ke kelas untuk melaksanakan UAS, apa yang akan Anda lakukan?
A. Lari cepat karena takut terlambat UAS.
B. Lari cepat karena mencari kendaraan untuk dipasrahkan pada orang agar
dibawa ke dokter.
C. Lari cepat untuk mengantarkan ke rumah sakit.
D. Lari cepat untuk menghubungi polisi

4. Cara menyusun tes yang baik menurut Gronlund adalah.....
A. Menyusun kisi-kisi soal
B. Menentukan langkah-langkah dasar seperti di jelaskan dalam buku ajar
C. Berorientasi pada tujuan yang diinginkan
D. Bahasanya bahasa baku.



TUGAS INISIASI 4 ( Tugas TO 4 )

1. Ambil tes buatan guru mata pelajaran PKn, coba analisis soal tersebut dan
kelompokkan soal-aoal yang mengukur kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Coba rancang alat penilaian matapelajaran PKn SD untuk kelas I sampai 6 yang
berisi tentang penilaian Kognitif, afektif dan psikomotor*****

Saturday, September 22, 2007

Tutorial Online

Ini rencana tempat tugas